Pengendalian Penyakit pada Tanaman Kentang

PENGENDALIAN PENYAKIT PADA TANAMAN KENTANG
A.    KUDIS
·         Penyebab penyakit : jamur Streptomyces scabies
·         Gejala serangan :
Gejala tanaman yang umbinya berkudis tidak tampak dari luar. Umbi yang sakit mempunyai sisik dan bisul bergabus pada permukaan. Jaringan daging yang terletak dibawahnya menjadi kecoklatan. Umbi yang berkudis lebih cepat menjadi busuk, lebih-lebih bila dibiarkandalam tanah setelah tanaman mati.
·         Cara hidup :       
Jamur dapat terbawwa benih, air, dan angin serta dapat bertahan dalam perut hewan yang memakannya, sehingga dapat tersebar kemana-mana melalui pupuk kandang. Jamur dapat bertahan dalam tanah. Infeksi terjadi pada umbi yang masih muda.
·         Faktor yang berpengaruh:
1.      Penanaman kentang pada PH tanah 5,2 atau kurang menghasilkan umbi kentang tidak terserang kudis.
2.      Umbi berkudis banyak dijumpai pada suhu 230C.
3.      Umbi pada tanah yang lembab bebas dari serangan kudis.
·         Pengendalian:
1.      Rotasi tanaman.
2.      Menggunakan umbi bibit yang bebas penakit.
3.      Memendam bahan tanaman yang masih hijau pada tanah yang akan di tanami kentang.
4.      Menurunkan PH tanah, menggunakan belerang.
( Joko dkk, 2007 )

B.     BUSUK KERING
·         Penyebab penyakit: jamur Alternaria solani
·         Gejala serangan
Mula-mula pada daun-daun tua terdapat bercak-bercak kecil agak bulat, berbatas tegas, tersebar tidak teratur, warna cokelat tua. Bercak meluas dengan lambat, mempunyai cincin-cincin yang sepusat. Bercak mulai tampak setelah tanaman berumur lebih dari 6 minggu. Bercak juga dapat menyerang umbi, berwarna gelap, kering, berkerut, keras, dan agak mengendap.
·         Cara hidup:
Jamur dapat mempertahankan diri pada sisa-sisa tanaman sakit. Miselium dapat hidup padadaun-daun sakit selama 1 tahun lebih, sedang konidium tetap hidup selama 17 bulan pada suhu kamar. Pembentukan konidium pada umumnya dimulai bila bercak mempunyai diameter kurang lebih 3 mm. Konidium banyak dibentuk pada saat terdapat banyak embun dan hujan. Konidium yang terbentuk mudah lepas dan mudah dipencarkan oleh angin. Kumbang permukaan daun dapat membantu pemencaran jamur ini. Tanaman inang lain: tomat, terong, ranti, dan kecubung.
·         Faktor yang berpengaruh:
Tanaman yang kurang subur cenderung lebih peka terhadap penyakit. Tanaman lebih rentan setelah membentuk umbi.
·         Pengendalian:
1.      Pergiliran tanaman
2.      Pemanfaatan musuh alami
( Joko dkk, 2007 )

C.    BUSUK DAUN
·         Penyebab penyakit: jamur Phytophthora infestans
·         Gejala serangan:
Gejala tampak pada tanaman berumur 1 bulan. Tepi dan ujung daun yang sakit berbercak nekrotis. Bila kelembaban dan suhu tinggi, bercak akan meluas dengan cepat dan mematikan seluruh daun. Dalam cuaca kering jumlah bercak terbatas, segera mengering, dan tidak meluas.
·         Cara hidup:
            Konidium berkecambah secara langsung dengan membentuk hifa baru atau secara tidak langsung dengan membentuk spora kembara. Jamur dapat mempertahankan diri dari musim ke musim dalam umbi-umbi yang sakit. Kalau umbi sakit ditanam, jamur dapat naik ke tunas muda yang baru tumbuh dan membentuk banyak konidium dan sporangium. Konidium dapat dipencarkan oleh angin dari sumber infeksi ke tanaman di sekitarnya.
·         Faktor yang berpengaruh:
Kelembaban dan suhu tinggi sangat membantu perkembangan penyakit. Curah hujan tinggi mendorong perkembangan penyakit.
·         Pengendalian:
1.      Hanya menanam umbi-umbi benih yang sehat.
2.      Pemanfaatan musuh alami
( Joko dkk, 2007 )

D.    LAYU BAKTERI
·         Penyebab penyakit: bakteri Pseudomonas solanacearum
·         Gejala serangan:
            Daun-daun layu, dimulai dari daun-daun muda(ujung). Jika batang dipotong, terlihat berkas pembuluh berwarna cokelat. Jika bagian tersebut ditekan, dari lingkaran berkas pembuluh keluar massa lendir berwarna kelabuan. Umbi juga dapat terserang. Pada ujung umbi terdapat bagian yang mengendap dan berwarna hitam. Jika umbi dipotong tampak adanya jaringan busuk berwarna cokelat, sedang pada lingkaran berkas pembuluh umbi terdapat lendir berwarna cokelat muda sampai kelabu. Umbi dapat menjadi busuk lunak.
·         Cara hidup:
Bakteri dapat terangkut air, tanah yang terinfeksi, dan umbi bibit. Meskipun bakteri dapat menginfeksi bagian-bagian tanaman yang utuh di bawah tanah, namun infeksi dibantu oleh adanya luka. Tanaman inang lain: tomat, cabai, terung, tembakau, dan kacang tanah.
·         Faktor yang berpengaruh:
1.      Penyakit  berkembang ketika terdapat banyak hujan dan suhu udara tinggi.
2.      Adanya gulma yang peka akan meningkatkan penyakit layu pada pertanaman kentang berikutnya.
·         Pengendalian:
1.      Rotasi tanaman.
2.      Drainase yang baik pada tanah yang basah.
3.      Penggunaan umbi bibit yang sehat.
4.      Pemberian mulsa.
5.      Pemanfaatan musuh alami
( Joko dkk, 2007 )
E.     DAUN MENGGULUNG
·         Penyebab penyakit: virus Corium solani
·         Gejala serangan:
Daun-daun tanama yang sakit menggulung ke atas, dari tepi ke arah ibu tulang, kadang-kadang menyerupai tabung. Jika di pegang daun terasa lebih kaku.  Daun tanaman sakit lebih pucat, kurus, dan tegak dari pada daun sehat. Tanaman sakit biasanya hanya menghasilkan umbi-umbi keci. Umbi yang mengandung virus dapat bertahan lama dalam tanah.
·         Cara hidup:
Selain dengan umbi bibit, penyakit dapat ditularkan oleh beberapa macam kutu daun. Penyakit tidak dapat menular secara mekanis. Virus dapat menular ketanaman kentang liar, tomat, kecubung, dan ceplukan.
·         Faktor yang berpengaruh:
Beberapa varietas kentang mempunyai ketahanan yang berbeda-beda.
·         Pengendalian:
1.      Penaanaman umbi bibit yang bebas virus.
2.      Penanaman varietas tahan.
3.      Perlakuan pemanasan umbi, penyimpanan umbi pada suhu 360C selama 40 hari.
4.      Sanitasi, tanaman yang menampakkan gejala menggulung harus cepat di cabut dan di musnahkan.
5.      Pemanfaatan musuh alami
( Joko dkk, 2007 )

F.     VIRUS pada kentang
·         Virus yang menyerang adalah:
1.      Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung;
2.      Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun;
3.      Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis local.
4.      Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung;
5.      Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas .

·         Gejala:
Akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda.
·         Pengendalian:
Pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, memberantas vektor dan pergiliran tanaman.
(Anonymous, 2011)

Joko, S. Sartono dan I. Indriyati Wibisono. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman Sayuran. PT Citra Aji Parama. Yogyakarta. Hal 24-36.

Anonymous.2011. Macam-Macam Penyakit Kentang http://planthospital.blogspot.com/2011/08/macam-macam-penyakit-kentang.html.diakses tanggal 12 Oktober 2015 pukul 20.00          WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UNSUR HARA MAKRO MIKRO PADA TANAMAN KAKAO

PENGENDALIAN PENYAKIT PADA UBI JALAR