MENGETAHUI POPULASI SERANGAN PADA MASA VEGETATIF TANAMAN TOMAT

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Tomat (Solanum lycopersicum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat sendiri memiliki siklus hidup yang singkat dan memiliki tinggi antara 1 hingga 3 meter. (wikipedia.org)
Kendala biotik dalam produksi tomat meliputi gangguan yang disebabkan oleh organisme pengganggu tanaman, salah satunya adalah serangga hama.  Jenis-jenis serangga hama yang menyerang tanaman tomat diantaranya adalah Bemisia tabaci (Genadius), Aphis sp, Heliothis armigera, Agrotis ipsilon, Spodoptera exigua dan S. Litura, Bactrocera papayae, Nesidiocoris tenuis dan Liriomyza sativae (Kalshoven, 1981; Sembel dkk, 2003). Pada saat hujan tanaman tomat rentan sekali terkena penyakit. Antara lain seperti layu fusarium, dan hawar daun. Hal tersebut disebabkan patogen tumbuh sangat cepat dalam keadaan lembab dan suhu yang rendah. Seperti halnya penyakit hawar daun yang disebabkan jamur  Phytopthora infestans. Jamur P.infestanssangat menyenangi keadaan lembab dan suhu yang rendah.

B.  Tujuan
1.      Mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman tomat pada pupuk organic
2.      Mengetahui jenis dan populasi serangga saat fase generative tanaman tomat



BAB II
PEMBAHASAN

3.1  Pertumbuhan dan produksi tanaman tomat terhadap pupuk organic cair
Tomat (Solanum lycopersicum L) merupakan sayuran populer di Indonesia yang permintaan tiap tahunnya akan meningkat mengimbangi kebutuhan masyarakat.  Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh POC terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat serta konsentrasi POC yang memberikan pengaruh terbaik dan hasil tertinggi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
Pupuk Organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran.  Meningkatnya harga pupuk sekarang ini, membuat banyak orang beralih pada pupuk alami yang harganya relatif lebih murah dan lebih mudah didapatkan. Salah satu pupuk cair yang sekarang banyak digunakan petani tomat adalah pupuk cair yang berasal dari urin sapi. 
Urin sapi mengandung berbagai senyawa dalam bentuk terlarut yang  dihasilkan oleh ginjal.  Urin merupakan produk uraian dari protein di dalam  tubuh. Fermentasi urin sapi yang diaplikasikan  pada tanaman sangat menguntungkan petani karena dari segi biaya murah dan produksi meningkat dibandingkan dengan hanya mengandalkan pupuk kimia saja. Fermentasi urin sapi dapat dipergunakan untuk sayuran dan hortikultura, (Naswir,2003).
Hasil yang didapatkan dengan menggunakan pupuk cair urin sapi sangat nyata, seperti :
1.      Bertambah tingginya tanaman tomat dengan pemberian pupuk cair
2.      Bertambahnya jumlah cabang pada tanaman tomat
3.      Umur Bunga
4.      Jumlah tandan
5.      Jumlah buah per tanaman

3.2  Gejala Penyakit di Lapangan
Hasil pengamatan gejala penyakit, menunjukkan tanaman tomat yang terinfeksi penyebab penyakit layu Fusarium menunjukkan gejala pemucatan atau klorosis pada daun, diikuti dengan terkulainya tangkai daun yang lebih tua dan sebelum tanaman layu biasanya daun tanaman berubah warna menjadi kuning. Gejala layu seperti ini, sama dengan yang ditimbulkan oleh jamur Fusarium oxysporum f.sp lycopercisi sebagaimana yang dikemukakan oleh Semangun (1994) dari variasi gejala yang terlihat tanaman yang layu dan terus menguning dari tangkai hingga daun tanaman yang terserang.
3.2. Isolasi 
Dari hasil isolasi yang ditumbuhkan pada media PDA + AB didapatkan hasil dari bagian tanaman setelah diinkubasi selama 1 minggu maka setiap spesimen dalam cawan-cawan keluar koloni jamur yang berwarna merah muda agak keunguan yang berpusat pada
3.3. Subkultur
 Dari hasil isolasi yang telah dilaksanakan kemudian miselium dipindahkan ke dalam wadah yang berisi media CLA (Carnation Leaf Agar) dan hasil pengamatan selama 3 hari menunjukkan pada permukaan daun anyelir terdapat miselium berwarna putih dan kemudian daun anyelir dipenuhi dengan miselium-miselium dan juga terdapat sporokodium yang berisi makrokonidium dan mikrokonidium.
Makrokonidia terlihat panjang memiliki bentuk seperti sabit dan memiliki tiga hingga empat septa sedangkan mikrokonidia terliht pendek agak bulat dan ada yang memiliki satu septa juga ada yang tidak memiliki septa, seperti yang dikemukakan oleh Burgess et al.,1989 bahwa makrokonidia terlihat panjang berbentuk seperti sabit dan biasanya memiliki tiga sampai empat septa. Mikrokonidia terlihat pendek agak bulat atau meruncing, apikal berbentuk sel pendek  pada beberapa isolat.  Dengan demikian dari hasil identifikasi jamur penyebab penyakit layu pada tanaman tomat yang dilakukan dilaboratorium maka jenis jamur yang menyebabkan penyakit layu pada tanaman tomat di Kecamatan Langowan Barat adalah  Fusarium oxysporum f.sp lycopersici. Ini sesuai dengan karateristik yang dikemukakan oleh Burgers., et al (1989) dan Semangun (2006) bahwa makrokonidia terlihat panjang, berbentuk seperti sabit dan biasanya memiliki tiga sampai empat septa, mikrokonidia agak bulat atau meruncing pada setiap akhir
Peningkatan insidensi penyakit layu Fusarium pada setiap minggu berkaitan dengan adanya ketersediaan sumber inokulum dan para petani tomat tidak melakukan sanitasi terhadap bagian organ tanaman yang sakit atau tindakan pengontrolan lainnya, sehingga sumber inokulum semakin lama semakin meningkat. Fusarium sp menginfeksi tanaman tomat sejak tahap vegetatif sampai generatif. Spora yang dihasilkan oleh jamur akan menyebar ke akar tanaman yang sehat yang berada di sekitarnya selain itu juga jamur ini dapat terbawa oleh tanah yang melekat pada alatalat pertanian yang digunakan.
Infeksi dari patogen berkembang lebih  cepat seiring dengan perlakuan petani yang belum menyadari pentingnya sanitasi lingkungan lahan pertanaman. Pengendalian penyakit layu fusarium dengan cara mekanik yaitu dengan mengeradikasi tanaman terserang dengan cara mencabut dan memusnahkan, karena bila dibiarkan maka menjadi sumber inokulum untuk menginfeksi tanaman, selain itu petani juga belum sepenuhnya melakukan tindakan agronomi seperti rotasi tanaman dan perbaikan drainase agar tidak terjadi genangan air dan kelembaban yang tinggi. Petani belum sepenuhnya menggunakan jarak tanam yang ideal.



BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
1.      Pupuk organic cair (urin sapi) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tomat
2.      Jamur penyebab penyakit layu fusarium yang menginfeksi pada tanaman tomat di Kecamatan Langowan Barat adalah Fusarium sp.

B.     Saran
1.       Saya selaku penulis mengharapkan saran beserta kritik yang mengandung sifat membangun dari para pembaca.
2.       Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.



DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka Balai Pengkajian Teknologi Pertanian  Kalimantan Tengah (1997).
Bustaman, M. 1997.  Laporan Survei Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Tomat Di daerah Malang dan Sekitarnya. Lembaga Penelitian Hortikultura Segunung.

Djafarudin. 2000. Dasar-dasar Pengendalian Penyakit Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UNSUR HARA MAKRO MIKRO PADA TANAMAN KAKAO

PENGENDALIAN PENYAKIT PADA UBI JALAR